Selasa, 11 Desember 2012

PERKEMBANGAN TEKHNOLOGI MANUSIA PURBA



1.Pengertian
Teknologi ialah usaha-usaha manusia dengan berbagai cara untuk mengubah keadaan alam sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 
2.Perkembangan
Dalam masa perkembangannya,dari masa berburu dan mengumpulkan makanan sampai masa bercocok tanam, dapat diketahui perkembangan kebutuhan hidup manusia. Teknologi  Pada masa bercocok tanam, kebudayaan orang-orang purba mengalami perkembangan yang luar biasa. Bahkan ada para ahli yang mengatakan bahwa pada masa ini mengalami revolusi yang besar dalam peradaban manusia. Betapa tidak, karena penghidupan food gathering menjadi food producing. Sejak itu terjadi perubahan yang sangat mendalam dan meluas dan di dalam seluruh penghidupan umat manusia.

3.Tahap Perkembangan Teknologi
 Alat-alat dari batu halus
Tahap
Alat-alat dari logam
 Alat-alat dari batu halus
Pada masa ini telah dipergunakan alat-alat yang lebih baik dari masa sebelumnya, yaitu kapak persegi dan kapak lonjong. Dengan alat-alat ini ternyata sudah dapat memenuhi untuk mencapai kebutuhan hidup yang lebih luas dari masa sebelumnya. Misalnya; bersawah (menanam padi), membuat rumah, beternak, bermasyarakat dalam perkampungan yang beradab, membuat perahu (khususnya perahu bercadik), dan lain sebagainya.

Alat-alat dari logam
Sebelum memasuki zaman sejarah, nenek moyang kita telah mengenal alat-alat dari logam, khususnya dari perunggu. Dengan ditemukannya logam sebagai alat, bukan berarti alat-alat dari batu sudah ditinggalkan. Hal ini dapat kita pahami bahwa ada upaya-upaya untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan kepandaian mempergunakan logam sebagai bahan membuat alat-alat memerlukan teknik yang baru. Logam tidak dapat dipukul-pukul atau dipecah-pecah seperti batu, dan logam tidak terdapat sebagai bahan yang tersedia seperti batu. Logam harus dilebur dulu dari bijinya, setelah biji logam dilebur baru dicetak. Teknik pembuatan benda-benda dari logam itu disebuta cire perdue. Caranya, benda yang dikehendaki dibuat terlebih dahulu dari lilin, kemudian model dari lilin tersebut dibungkus dengan tanah, dengan dipanasi maka pembungkus dari tanah menjadi keras, sedang model dari lilin mencair, lalu keluar dari lubang yang sebelumnya sudah dibuat. Setelahpembungkus dari tanah yang sudah keras kosong, dituangkanlah logam cair ke dalam geronggong bekas model dari lilin tadi. Dengan demikian logam itu menggantikan model dari lilin tadi. Setelah dingin, tanah yang dipergunakan sebagai pembungkus dipecah, maka terdapatlah benda logam yang dikehendaki.
Mula-mula kapak logam sengaja dibuat mirip dengan kapak batu. Dalam perkembangan selanjutnya kapak logam sudah mempunyai bentuk lain, dinamakan kapak sepatu atau kapak corong. Kapak-kapak inilah yang dimaksudkan berfungsi seperti kapak batu, yaitu alat untuk membantu manusia bekerja. Namun ada jenis-jenis kapak logam yang tidak untuk alat bekerja, yang dinamakan cendrasa, sebuah alat untuk upacara. Alat upacara lain disebut “nekara dan moko”. Dengan munculnya alat-alat dari logam, memungkinkan orang bisa membuat bangunan-bangunan dari batu yang lebih besar. Pada saat inilah muncul bangunan-bangunan “megalit”, seperti menhir, dolmen, sarkofagus atau keranda, kubur batu, punden berundak, dan arca-arca.


4. Kebudayaan Perkembangan Teknologi
 Kebudayaan          Kebudayaan Pacitan
Kebudayan Ngandong
Kebudayaan Tulang di Sampung 
Kebudayaan Pacitan
Menurut penelitian Von Koeningswald pada tahun 1935 di Pacitan       ditemukan alat-alat yang disebutnya kapak perimbas atau kapak genggam. Karena mula-mula ditemukan di Pacitan maka kebudayaan tersebut dinamakan kebudayaan Pacitan. Dalam penelitian lebih lanjut, alat-alat sejenis kapak genggam ditemukan juga di Sukabumi,Ciamis,Gombong, Bengkulu,Sulawesi Selatan Bali,Flores,dan Timor. Pendukung kebudayaan ini adalah manusia purba yang disebut pithecanthropus erectus.
Kebudayaan Ngandong
Di daerah Ngandong (sebelah utara Madiun) ditemukan alat-alat dari tulang dan kapak genggam. Karena mula-mula ditemukan di Ngandong, kebudayaan yang ditemukan oleh Von Koenigswald tahun 1934 tersebut dinamakan kebudayaan Ngandong. Termasuk kebudayaan Ngandong ialah ditemukan di Sangiran, yang dinamakan alat-alat serpih. Alat serpih dibuat kecil-kecil, berfungsi sebagai pisau,beati, atau alat penusuk. 
Kebudayaan Tulang di Sampung
Pada tahun 1928 sampai 1931 Van Stein Callenfels mengadakan penelitian di gua lawak dekat Sampung (daerah Ponorogo). Sebagian besar alat-alat yang ditemukan terdiri atas alat-alat tulang. Karenanya kebudayaan tersebut dinamakan Sampung Bone-culture.
 5.Kesimpulan
Kalau ditarik kesimpulan,teknologi yang berkembang pada masa berburu dan mengumpulkan makanan masih sangat rendah. Hampir semua alat-alat yang dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup masih sangat sederhana. Alat-alat yang dibuat sekedar bisa membantu pekerjaan mereka. Alat-alat itu dibuat dari batu,tulang,dan kayu. Alat-alat dari kayu sukar dicari buktinya,karena kayu tidak tahan lama.
(http://kyfi.wordpress.com/2011/03/16/perkembangan-tekhnologi-manusia-purba/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar