1.Pengertian
Teknologi ialah usaha-usaha manusia
dengan berbagai cara untuk mengubah keadaan alam sekitarnya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
2.Perkembangan
Dalam masa perkembangannya,dari masa
berburu dan mengumpulkan makanan sampai masa bercocok tanam, dapat diketahui
perkembangan kebutuhan hidup manusia. Teknologi Pada masa bercocok tanam,
kebudayaan orang-orang purba mengalami perkembangan yang luar biasa. Bahkan ada
para ahli yang mengatakan bahwa pada masa ini mengalami revolusi yang besar
dalam peradaban manusia. Betapa tidak, karena penghidupan food gathering
menjadi food producing. Sejak itu terjadi perubahan yang sangat mendalam dan
meluas dan di dalam seluruh penghidupan umat manusia.
3.Tahap Perkembangan Teknologi
Alat-alat dari batu halus
Tahap
Alat-alat dari logam
Alat-alat dari batu halus
Pada masa ini telah dipergunakan
alat-alat yang lebih baik dari masa sebelumnya, yaitu kapak persegi dan kapak
lonjong. Dengan alat-alat ini ternyata sudah dapat memenuhi untuk mencapai
kebutuhan hidup yang lebih luas dari masa sebelumnya. Misalnya; bersawah
(menanam padi), membuat rumah, beternak, bermasyarakat dalam perkampungan yang
beradab, membuat perahu (khususnya perahu bercadik), dan lain sebagainya.
Alat-alat dari logam
Sebelum memasuki zaman sejarah,
nenek moyang kita telah mengenal alat-alat dari logam, khususnya dari perunggu.
Dengan ditemukannya logam sebagai alat, bukan berarti alat-alat dari batu sudah
ditinggalkan. Hal ini dapat kita pahami bahwa ada upaya-upaya untuk
meningkatkan pemenuhan kebutuhan kepandaian mempergunakan logam sebagai bahan
membuat alat-alat memerlukan teknik yang baru. Logam tidak dapat dipukul-pukul
atau dipecah-pecah seperti batu, dan logam tidak terdapat sebagai bahan yang
tersedia seperti batu. Logam harus dilebur dulu dari bijinya, setelah biji
logam dilebur baru dicetak. Teknik pembuatan benda-benda dari logam itu
disebuta cire perdue. Caranya, benda yang dikehendaki dibuat terlebih dahulu
dari lilin, kemudian model dari lilin tersebut dibungkus dengan tanah, dengan
dipanasi maka pembungkus dari tanah menjadi keras, sedang model dari lilin
mencair, lalu keluar dari lubang yang sebelumnya sudah dibuat.
Setelahpembungkus dari tanah yang sudah keras kosong, dituangkanlah logam cair
ke dalam geronggong bekas model dari lilin tadi. Dengan demikian logam itu
menggantikan model dari lilin tadi. Setelah dingin, tanah yang dipergunakan
sebagai pembungkus dipecah, maka terdapatlah benda logam yang dikehendaki.
Mula-mula kapak logam sengaja dibuat
mirip dengan kapak batu. Dalam perkembangan selanjutnya kapak logam sudah
mempunyai bentuk lain, dinamakan kapak sepatu atau kapak corong. Kapak-kapak
inilah yang dimaksudkan berfungsi seperti kapak batu, yaitu alat untuk membantu
manusia bekerja. Namun ada jenis-jenis kapak logam yang tidak untuk alat
bekerja, yang dinamakan cendrasa, sebuah alat untuk upacara. Alat upacara lain
disebut “nekara dan moko”. Dengan munculnya alat-alat dari logam, memungkinkan
orang bisa membuat bangunan-bangunan dari batu yang lebih besar. Pada saat
inilah muncul bangunan-bangunan “megalit”, seperti menhir, dolmen, sarkofagus
atau keranda, kubur batu, punden berundak, dan arca-arca.
4. Kebudayaan Perkembangan Teknologi
Kebudayaan
Kebudayaan Pacitan
Kebudayan Ngandong
Kebudayaan Tulang di Sampung
Kebudayaan Pacitan
Menurut penelitian Von Koeningswald
pada tahun 1935 di Pacitan ditemukan
alat-alat yang disebutnya kapak perimbas atau kapak genggam. Karena mula-mula
ditemukan di Pacitan maka kebudayaan tersebut dinamakan kebudayaan Pacitan.
Dalam penelitian lebih lanjut, alat-alat sejenis kapak genggam ditemukan juga
di Sukabumi,Ciamis,Gombong, Bengkulu,Sulawesi Selatan Bali,Flores,dan Timor.
Pendukung kebudayaan ini adalah manusia purba yang disebut pithecanthropus
erectus.
Kebudayaan Ngandong
Di daerah Ngandong (sebelah utara
Madiun) ditemukan alat-alat dari tulang dan kapak genggam. Karena mula-mula
ditemukan di Ngandong, kebudayaan yang ditemukan oleh Von Koenigswald tahun
1934 tersebut dinamakan kebudayaan Ngandong. Termasuk kebudayaan Ngandong ialah
ditemukan di Sangiran, yang dinamakan alat-alat serpih. Alat serpih dibuat
kecil-kecil, berfungsi sebagai pisau,beati, atau alat penusuk.
Kebudayaan Tulang di Sampung
Pada tahun 1928 sampai 1931 Van
Stein Callenfels mengadakan penelitian di gua lawak dekat Sampung (daerah
Ponorogo). Sebagian besar alat-alat yang ditemukan terdiri atas alat-alat
tulang. Karenanya kebudayaan tersebut dinamakan Sampung Bone-culture.
5.Kesimpulan
Kalau ditarik kesimpulan,teknologi
yang berkembang pada masa berburu dan mengumpulkan makanan masih sangat rendah.
Hampir semua alat-alat yang dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup masih
sangat sederhana. Alat-alat yang dibuat sekedar bisa membantu pekerjaan mereka.
Alat-alat itu dibuat dari batu,tulang,dan kayu. Alat-alat dari kayu sukar
dicari buktinya,karena kayu tidak tahan lama.
(http://kyfi.wordpress.com/2011/03/16/perkembangan-tekhnologi-manusia-purba/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar