Selasa, 11 Desember 2012

Teknologi Daur Ulang Pada Mobil



Dunia selalu berputar, tidak terkecuali perkembangan teknologi. Inovasi dan pengembangan teknologi untuk menjadi yang lebih baik terus dilakukan oleh seluruh produsen mobil dunia.

Tapi, tahukah Anda bahwa sebenarnya ada beberapa teknologi yang dulu sudah pernah digunakan dan saat ini digunakan lagi oleh beberapa produsen mobil di dunia. Tentu teknologi tersebut telah disempurnakan. Apa saja kah teknologi tersebut?

1. TIMING CHAIN
Masih ingat dengan sebutan rantai keteng di mesin-mesin Toyota Kijang? Dahulu ia diangkap kuno lantaran cenderung berisik dan memiliki gesekan yang cukup tinggi.

Tak heran bila produsen mobil berbondong-bondong untuk beralih ke timing belt. Dengan belt, membuat mesin lebih halus meski konsekuensinya memiliki usia pakai dan rentan putus. Pemeriksaan berkala perlu dilakukan belt tidak sampai putus dan dapat membuat mesin jebol.

Tapi kini rantai keteng atau disebut timing chain kembali diterapkan di mesin modern. Durability menjadi pertimbangan utama. Lalu kerugian gesekan dan suara yang ditimbulkan diminimalkan dengan dimensi rantai yang mungil dan sistem pelumasan yang jauh lebih baik.



2.DIGITAL INSTRUMENT
Image cangih hadir dari penerapan peranti digital. Pun begitu pada panel instrumen di dasbor. Model jarum atau analog sempat memberi kesan kuno.

Wajar bila Mazda Interplay, Toyota Corona sempat menyematkan teknologi ini. Bahkan teknologi ini sudah digunakan pertama kali oleh Aston Martin Lagonda pada 1976.

Namun ia memiliki kelemahan pada bentuk angka yang lebih sulit terbaca. Apalagi perubahan angka cukup cepat sehingga pengemudi perlu berkonsentrasi untuk mengetahui informasi tersebut.

Selain itu, spidometer digital sulit untuk dilihat dalam keadaan terkena sinar matahari yang kuat atau cahaya terang lainnya. Saat terjadi kerusakan pun juga mahal biayanya.

Atas dasar itulah teknologi digital instrumen tidak lagi menjadi favorit produsen mobil. Kini jenis analog kembali digunakan meski sistemnya sudah tidak lagi mekanikal sehingga dari sisi penampilan, kesan modern pun terpenuhi.

3.CENTER FASCIA

Penempatan posisi cluster meter di tengah dasbor memberi keuntungan terhadap visibilitas pengemudi yang lebih baik. Tanpa ada halangan panel instrumen, membuat pengemudi kian leluasa dan turut memberi kesan lapang.

Panel ini dipopulerkan oleh MINI Cooper. Lalu produsen asal Jepang pun mulai mengaplikasi seperti di Nissan X-Trail generasi pertama, Toyota Vios dan Yaris.

Tak berbeda dengan intrumen digital, konsentrasi pengemudi disinyalir agak tergangu ketika ingin memantau kondisi kendaraan via panel instrumen. Dengan sudut mata yang bergerak cukup banyak, disinyalir menganggu terhadap konsetrasi pengemudi ke jalan.

Entah lantaran kurang diminati konsumen atau berhubungan dengan safety, kini X-Trail terbaru pun sudah kembali ke posisi panel instrumen pada umumnya. Pun begitu dengan Yaris baru yang juga siap berubah di 2013.


Transmisi CVT digunakan lagi
Suspensi independent sempat menggantikan teknologi suspensi Torsion beam

4.TORISION BEAM
Pada era 1980-an, beberapa mobil telah menggunakan teknologi suspensi torsion beam. Sebut saja Honda Civic Wonder atau Toyota Starlet.

Dengan batang melintang di roda belakang, hal ini membuat sisi kestabilan mobil meningkat drastis ketimbang suspensi independent yang memerlukan stabilizer. Namun keluhan keras pun membuat model ini kurang cocok untuk digunakan di beberapa jenis mobil. Wajar bila suspensi torsion beam sempat hilang beberapa saat. Tapi kini, torsion beam kembali diminati. Pasalnya, keluhan keras sudah tidak lagi hadir di suspensi jenis ini dengan mengubah sudut sokbreker dan per.

Keuntungan lainnya adalah desainnya yang cukup praktis sehingga mampu meredam biaya produksi serta membantu desainer dalam membuat bentuk mobil yang diinginkan.

5. TRANSMISI CVT (CONTINUOSLY VARIABLE TRANSMISION)
Di Indonesia, transmisi CVT pertama kali digunakan pada mobil Fiat Uno. Fiat memperkenalkan transmisi CVT pada tahun 1987. Sedangkan masuk di Indonesia tahun 1992 lewat Fiat Uno II. Sayang Fiat tidak mampu bersaing di dunia otomotif sehingga APM-nya pun tutup.

Keunggulan transmisi CVT adalah kehalusan berkendara lantaran ia terhubung oleh belt di kedua buah puli. Sayangnya, penggunaan belt membuat jenis pelumas menjadi berbeda dengan transmisi otomatis pada umumnya. Plus, tren matik era 90-an belum begitu diminati konsumen Tanah Air.

Tapi kini, CVT menjadi salah satu cara memberi kenyamanan berkendara. Dengan teknologi komputer, membuat transmisi CVT dapat dibuat layaknya transmisi manual dengan menyediakan perbandingan gigi. Bahkan Nissan telah mengembangkan dua perbandingan gigi akhir untuk memperoleh respon dan efisiensi BBM yang lebih baik lagi.


Suspensi torsion beam digunakan di hampir seluruh varian toyota
Leaf spring digunakan lagi di Nissan evalia terbatas
6. LEAF SPRING
Leaf spring atau per batang identik dengan mobil pengangkut barang. Kemampuannya dalam membawa barang sudah tak diragukan lagi. Apalagi Toyota berhasil mengubah Kijang dari mobil niaga menjadi mobil keluarga Indonesia. Suzuki pun menerapkannya pada APV generasi pertama.

Sayangnya, image keras sudah melekat dibenak konsumen lokal sehingga produsen mobil berusaha untuk menyematkan coil spring (per keong) di jajaran produk terbarunya.

Tapi kini Nissan kembali menawarkan inovasi leaf spring dengan kelembutan khas coil spring via Evalia. dengan dua titik tumpu di setiap roda, kian memberikan kestabilan untuk mobil-mobil berdimensi tinggi.


Timing Chain dengan teknologi yang lebih baru
(http://www.autobildindonesia.com/read/2012/09/04/6262/18/6/Teknologi-Lama-Dipakai-Kembali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar